MAKALAH TEORI KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON
MAKALAH
TEORI KEPERAWATAN
“VIRGINIA HENDERSON”
S1 KEPERAWATAN
Kelas I B
Nama :
Dwi widya ningrum
STIKes BRAHMADA
TEGAL
2017-2018
2017-2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul ”Teori
Keperawatan Virginia Henderson”.
Makalah ini berisikan informasi tentang definisi keperawatan menurut Virginia Henderson” atau yang lebih khususnya
membahas model
keperawatan Virginia Henderson, serta konsep utama teori Henderson. Diharapkan makalahini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang definisi keperawatan menurut Virginia Henderson.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Tegal, 17 November 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1. 2 Perumusan Masalah
1. 3 Tujuan
1. 4 Manfaat
1. 5 Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Teori Keperawatan Virginia Henderson
2. 2 Definisi Keperawatan Menurut
Virginia Henderson
2. 3 Model Keperawatan Virginia
Henderson
2. 4 Hubungan Model dengan
Paradigma Keperawatan
2. 5 Konsep Utama Teori Henderson
2. 6 Keyakinan dan Tata Nilai
Teori Henderson
2. 7 Penegasan-Penegasan Teorotis
2. 8 Aplikasi Teori Henderson
dalam Proses Keperawatan
2. 9 Tujuan Keperawatan Menurut
Henderson
2. 10 Karakteristik Bekerja Menurut Teori Virginia
Henderson
BAB III PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
3. 2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat
sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk
kesehatan, pemulihan , atau kematian yang damai dan individu akan dapat
melakukannya sendiri jika mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau
pengetahuan”(Harmer dan Henderson, 1955; Henderson, 1996). Proses keperawatan
mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya adalah kebebasan. Henderson dalam
teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua orang dan
mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini : fisiologis,
psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama perawat dan
klien bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan mencampai tujuannya,
tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson 1955 bekerja secara bebas dengan
pekerja pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan Alligood, 2006), membantu klien
mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar belakang untuk praktik menurut
Henderson yaitu perawat membantu klien melaksanakan empat belas dasar kebutuhan
Henderson, 1966.
Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model
konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu
mengkaji individu baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan
kepada kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep
tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya
diantaranya : pertama, manusia akan mengalami perkembangan
mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan; kedua, dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak
lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah
asuh, lingkungan dan kesehatan; ketiga, dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan
aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.
I.2 Perumusan Masalah
1.
Apa definisi
teori keperawatan menurut Virginia Henderson ?
2.
Bagaimana model
keperawatan menurut Virginia Henderson ?
3.
Apa hubungan
antara model dengan paradigma keperawatan ?
4.
Apa saja konsep
utama teori Virginia Henderson ?
5.
Hubungan
perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson ?
6.
Bagaimana mengaplikasi
teori Henderson dalam proses keperawatan ?
7.
Apakah tujuan
keperawatan menurut Virginia Henderson ?
I.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menetahui :
Ø Definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson
Ø Model keperawatan menurut Virginia Henderson
Ø Hubungan antara model dengan paradigma keperawatan
Ø Macam-macam konsep utama teori Virginia Henderson
Ø Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson
Ø Sistem aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan
Ø Tujuan dari keperawatan menurut Virginia Henderson
I.4 Manfaat
Dapat meningkatkan pengetahuan tentang teori
keperawatan menurut Virginia Henderson. Serta menambah bahwa pentingnya
mempelajari teori ini untuk melaksanakan praktik keperawatan.
I.5 Metode Penulisan
· Studi pustaka dengan mencari buku-buku yang berhubungan dengan teori keperawatan menurut Virginia Henderson
· Pencarian data melalui internet dan translate
· Proses penulisan makalah
· Penyuntingan dan pengetikan
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Teori Keperawatan Virginia Henderson
Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri
pada 1897. Ia tertarik dengan keperawatan selama Perang Dunia I karena
keinginannya untuk membantu personel militer yang sakit atau terluka. Pada
tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer di Washington,
D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar B.S. dan M.A. di bidang
pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale
UniversitySchool of Nursing. Ia menerima gelar Honorary Doctoral dari
Catholic University of America, Pace University, University of Rochester,
University of Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di
publikasikan antara lain The Nature of Nursing (1960), Basic
Principles of Nursing Care (1960), dan The Principles and
Practice of Nursing (1939).
II.2 Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson
Virginia Henderson memperkenalkan definition
of nursing (definisi keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi
keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini
dipengaruhi oleh persahabatan Henderson dengan seorang ahli fisiologis bernama
Stackpole. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan
yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu
individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan
berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau
proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh
individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk
itu. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan
yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut
menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan
kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri,
tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap menyampaikan
rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.
II.3 Model Keperawatan Virginia Henderson
Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan
yang penting yang telah memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi
yang mendunia. Ia membuat model konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi
keperawatan mulai mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah
perawat cukup berbeda dari profesi lain dalam layanan kesehatan dalam hal
kinerja. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting sampai 1950-an, perawat
lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang
pertama yang mencarifungsi unik dalam keperawatan.
Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup:
Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup:
Ø Autoritarian
dan struktur hierarki di rumah sakit
Ø Sering
terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata
Ø Fakta
bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang tidak
mungkin dilakukan pada masa itu
Ø Adanya keanekaragaman
pengalaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di Amerika Serikat di
berbagai bidang layanan kesehatan
Selain keinginan untuk
menemukan fungsi unik dari kaperawatan, perubahan sosial tidak diragukan lagi
memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan dan ide-idenya. Sebagai
contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmi perilaku memiliki pengaruh besar pada
pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat pada 1960-an. Oleh karena itu
inisiatifnya diarahkan pada memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek
psikososial dari perawatan pasien. Virginia Henderson diminta untuk
mempublikasikan model konseptual oleh International Council of Nurses
(ICN).
Konstribusi penting oleh
Henderson (1966) adalah definisi keperawatan berikut yang saat ini menjadi
definisi yang sudah diterima secara umum :
“Fungsi unik dari perawat
adalah untuk membantu individu, sehat atau sakit, dalam hal memberikan
kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai) yang dapat ia lakukan tanpa
bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan. Dan melakukannya
dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian secepat
mungkin.”
Henderson sangat dipengaruhi
oleh Edward Thorndyke, yang banyak melakukan penelitian dalam bidang kebutuhan
manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan definisinya sendiri tentang
keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan menjadi empat belas jenis
tugas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan
keperawatan menjadi empat belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model
keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
v Perawat
harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang harus dipenuhi
v Perawat
harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien sebanyak mungkin
Sayangnya, tidak selalu memungkinkan bagi
seseorang untuk menempatkan diri pada posisi pasien, dan kalaupun memungkinkan
hal tersebut tidak selalu pas. Pada situasi ini kebutuhan pasien sulit untuk
dipenuhi.
Ketika Henderson berbicara
mengenai kebutuhan, ia merujuk pada semua kebutuhan dasar dari setiap manusia.
Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut,
diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan
bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi
tersebut sebagai contoh adalah :
ü Rumah
sakit umum
ü Rumah
sakit jiwa
ü Institusi
untuk penderita cacat mental
ü Rumah
perawatan
ü Keperawatan
distrik
ü Perawatan
di rumah
Jadi menurut Henderson,
lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumah sakit umum. Henderson
juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam modelnya ia menggambarkan
rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan
yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
· Urutan aktifitas yang harus dilakukan
· Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh
dilakukan
· Perubahan-perubahan yang harus dibuat
Kita dapat meringkas
prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai berikut :
· Fungsi unik dari keperawatan
· Upaya pasien ke arah kemandirian
· Asuhan keperawatan dasar berdasarkan
kebutuhan dasar
· Perencanaan asuhan yang akan diberikan
Prinsip-prinsip dasar
tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat menyadari fungsi dan
keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi mulai menelaah
sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya.
Komitmen menuju kemandirian dan autonomi pada pasien juga menandai era baru
tersebut. Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi perawat untuk mencoba
melakukan semuanya bagi pasien. Penggunaan kerangka kerja berdasarkan kebutuhan
untuk membimbing pemberian asuhan dan terutama penekanan pada kebutuhan untuk
merencanakan asuhan merupakan prinsip yang sama pentingnya, karena menandai
mulainya perawat berpikir secara konstruktif tentang pekerjaannya.
Secara umum, aktifitas keperawatan harus didukung
atau ditentukan oleh tindakan terapeutik dari dokter.
II.4 Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan
Ø Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan
keluarganya dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk
memepertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.
Ø Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai
seluruh faktor eksternal dan kondisi yang memengaruhi kehidupan dan
perkembangan manusia.
Ø Sehat
dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh
Henderson dihubungkan dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit,
adalah ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang
pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah
kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai
simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.
Ø Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu
individu, baik apakah ia sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran
pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh
kembali kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson
untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia
tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip
dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih lanjut.
II.5 Konsep Utama Teori Henderson
Konsep utama dalam teori Henderson mencakup
manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
1. Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang
membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang
damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan
dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan
perawatan. Keempatbelas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga
suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah
lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta
serta melindungi integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa
melukai.
10. Berkomunikasi
dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau
pendapat.
11. Beribadah
sesuai dengan keyakinan.
12. Bekerja
dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain
atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar
mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal
dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Keempatbelas kebutuhan dasar
manudia di atas dapat di klarifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen
kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan dasar poin
a-itermasuk komponen kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk komponen
kebutuhan psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen
l dan m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan
keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
Menurut
Henderson, keempatbelas kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus asuhan
keperawatandipengaruhi oleh :
· Usia
· Kondisi emosional (mood dan temperamen)
· Latar belakang sosial dan budaya
· Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan
ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif; status mental.
2. Keperawatan.
Perawat mempunyai fungsi
unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai
anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di
dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di
atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis
maupun sosial.
3. Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar
seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting
daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan
kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan
kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang
cukup.
4. Lingkungan.
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a. Individu
yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari
cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang
keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar
dalam memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan
kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien. Menurut Henderson,
hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat
bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (subtitute)
bagi pasien.
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi
pasien.
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi
pasien.
Pada situasi pasienyang
gawat, perawat berperan sebagai pengganti (subtitute) di dalam memenuhi
kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kamauan pasien yang
berkurang. Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi
gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai
penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan
kembali kemandiriannya. Kemandirian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu
pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, parawat
berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. Sebagai
mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana
perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien memiliki
kebituhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut
dimodifikasiberdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti usia,
tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan
intelektual.
Kaitannya dengan
hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu
tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi
yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau
tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan
manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang
dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukanoleh dokter. Hubungan
perawat-pasien-dokter menurut Henderson dapat digambarkan sebagai berikut.
II.6 Keyakinan dan Tata Nilai Teori Henderson
Perawat
Pasien
Dokter
Gambar 5.3. Hubungan perawat-pasien-dokter
Fokus keperawatan pada teori
Henderson adalah klien yang memiliki keterkaitan hidup secara individual selama
daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga kemandirian sesuai dengan usia,
keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien dalam
melaksnakan aktifitas penting guna memelihara dam memulihkan kesehatan klien
atau mencapai kematian yang damai. Bantuan ini dinerikan oleh perawat karena
kurangnya pengetahuan, kekuatan, atau kemauan klien dalam melaksanakan 14
komponen kebutuhan dasar.
II.7 Penegasan-Penegasan Teorotis
v Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di
kenali :
1. Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.
2. Perawat sebagai helper (penolong).
3. Perawat sebagai partner
(rekan) dengan pasien.
Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat
kelihatan sepertipengganti apa-apa yang pasien kekurangan untuk membuatnya
menjadi lengkap, utuh, atau bebas karena berkurangnya kekuatan fisik,
kemauan atau pengatahuan. Selama kondisi pemulihan (convalescence),
perawat membantu pasien meraihatau mendapatkan kembali kemandiriannya.
Henderson menyatakan kemandirian adalah yang relatif. Tidak ada satupun
dari kata tidak bergantung dengan yang lain, tetapi kita berusaha keras
bagi saling bergantung meraih kesehatan, bukan bergantung dalam sakit. Perawat
harus bisa mencermati tidak hanya kebutuhan-kebutuhan pasien, tetapi juga
kondisi-kondisi tersebut dan kondisi patologis yang merubahnya.
Perawat dapat mengubah lingkungan dimana dia anggap perlu. Henderson
percaya di setiap situasi para perawat yang mengetahui reaksi-reaksi fisiologis
dan psikologis terhadap suhu dadan, cahaya dan warna.
Perawat dan pasien selalu berusaha
mencapai satu tujuan, apakah berupa kesembuhan atau kematian yang damai. Salah
satu tujuan perawat harus menjaga hari-hari pasien senormal mungkin. Menjadikan
sehat adalah tujuan penting alinnya oleh si perawat.
v Hubungan Perawat Dokter
Henderson menuntut tugas unik yang di miliki
perawat dari para dokter. Rencana perawatan, yang di rumuskan oleh perawt dan
pasien bersama-sama, harus di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan
rencana pengobatan yang di tentukan dokter.
Perawat sebagai anggota tim
medis. Pekerjaan-pekerjaan perawat saling bergantungan dengan pekerja-pekerja
kesehatan lainnya. Perawat dan anggota tim lainnya saling membantu menjalankan
program perawatan penuh, tetapi mereka sebaiknya tidak melakukan
pekerjaan-pekerjaan milik orang lain. Henderson mengingatkan kita tidak seorang
pun di dalam tim memberi beban kepada anggota lainnya, dimana siapapun mereka
tidak sanggup untuk melakukan tugas khususnya tersebut.
II.8 Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan
Definisi ilmu keperawatan
Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan menunjukkan bahwa
perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada
pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien,
yang semula bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu
pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent)
dengan mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14
komponen penanganan perawatan dasar.
Pada tahap penilaian
(pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14 komponen di
atas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunakan metode observasi, indra
penciuman, peraba, dan pendengaran. Setalah data terkumpul, perawat
menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar
tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis keperawatan
yang akan muncul. Diagnosis keperawatan, menurut Henderson, dibuat dengan
mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya-dengan atau tanpa
bantuan-serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki
individu.
Tahap perencanaan, menurut
Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana perawatan sesuai
kebutuhan individu-termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya
perubahan-serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan
sakit atau sehat. Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu
individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan
guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit, atau
membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya
individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya,
keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu.
Tarakhir, perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan
menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
II.9 Tujuan Keperawatan Menurut Henderson
Dari penjelasan tersebut
tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi
pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya
secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai
komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas
kebutuhan dasar.(Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut
Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan
untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas
kebutuhan dasar pasien. Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan
adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu
diperlukan fokus intervensi yaitu
mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan
pengetahuan.
II.10 Karakteristik Bekerja Menurut Teori Virginia Henderson
Henderson menulis definisi dari keperawatan
sebelum pengembangan konsep dan teori tentang keperawatan. Niatnya adalah untuk
mengidentifikasi fungsi-fungsi khusus perawat untuk melakukan dan menjelaskan
dasar teoritis dalam praktik keperawatan. Namun demikian, beberapa ciri dari
teori dibahas dalam capter 1 dapat diterapkan untuk bekerja Henderson.
1. Teori ini dapat menjadi konsep sedemikian
rupa untuk menciptakan cara berbeda dalam memandang suatu fenomena tertentu.
Henderson menggunakan konsep
kebutuhan dasar manusia, biophysiology, budaya, dan komunikasi interaksi.
Konsep-konsep yang dipinjam dari disiplin lain daripada yang unik untuk
keperawatan. Di satu sisi, orang mungkin melihat koleksi-konsep ini sebagai
teori tingkat menengah sejak menggambarkan praktik keperawatan adalah tujuan
utama dari Henderson.
Kebutuhan manusia Hierarki Maslow cocok dengan
empat belas komponen dasar. Sembilan komponen pertama adalah kebutuhan
fisiologis dan keamanan. Sisa lima komponen berurusan dengan cinta dan
memiliki, penghargaan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri. Henderson
menggunakan konsep biophysiological ketika dia menekankan pentingnya fisiologi
dan saldo fisiologis dalam membuat keputusan tentang perawatan. Konsep budaya
karena mempengaruhi kebutuhan manusia adalah belajar dari keluarga dan
kelompok-kelompok sosial lainnya. Karena itu, Henderson menunjukkan bahwa
perawat tidak mampu untuk sepenuhnya menginterpretasikan atau menyediakan semua
persyaratan untuk individu kesejahteraan. Paling-paling hanya perawat dapat
membantu individu dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Konsep interaksi-komunikasi dapat dilihat dalam tulisan-tulisan Henderson. Dia percaya kepekaan terhadap komunikasi nonverbal adalah penting untuk mendorong ekspresi perasaan. Selain prasyarat untuk memvalidasi kebutuhan pasien adalah hubungan perawat-pasien construktive. Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa konsep dapat diidentifikasi dari definisi keperawatan dan empat belas komponen perawatan. Setiap konsep ini dapat saling terkait untuk menggambarkan keperawatan seperti yang dilihat oleh Henderson. Dengan demikian, ia menciptakan cara baru untuk memahami hubungan beberapa konsep dalam definisi nya keperawatan. Bagaimana konsep-konsep saling masih harus diuji.
Konsep interaksi-komunikasi dapat dilihat dalam tulisan-tulisan Henderson. Dia percaya kepekaan terhadap komunikasi nonverbal adalah penting untuk mendorong ekspresi perasaan. Selain prasyarat untuk memvalidasi kebutuhan pasien adalah hubungan perawat-pasien construktive. Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa konsep dapat diidentifikasi dari definisi keperawatan dan empat belas komponen perawatan. Setiap konsep ini dapat saling terkait untuk menggambarkan keperawatan seperti yang dilihat oleh Henderson. Dengan demikian, ia menciptakan cara baru untuk memahami hubungan beberapa konsep dalam definisi nya keperawatan. Bagaimana konsep-konsep saling masih harus diuji.
2. Teori harus logis di alam.
Definisi Henderson dan komponen yang
logis. Perawat membantu individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
berkontribusi terhadap kesehatan, pemulihan, atau kematian yang damai dan
mendorong kemandirian secepat mungkin. Empat belas komponen panduan bagi
individu dan perawat dalam mencapai tujuan yang dipilih. Komponen mulai dengan
fungsi fisiologis dan pindah ke aspek psikososial yang dapat menyampaikan bahwa
operasi tubuh merupakan prioritas ke status emosional atau kognitif.
3. Teori harus digeneralisasikan secara relatif
dan sederhana.
Hendersons yang bekerja
relatif sederhana namun digeneralisasikan dengan beberapa keterbatasan.
Karyanya dapat diterapkan pada kesehatan individu dari segala usia. Perawat
berfungsi di berbagai tingkat dan dalam berbagai budaya telah menggunakan
definisi Henderson dan komponen dalam praktek mereka. Sebuah kelemahan penting
adalah kurangnya pengujian empiris untuk menentukan generalisasi definisi dan
empat belas komponen.
4. Teori dapat menjadi basis untuk hipotesis
yang dapat diuji.
Henderson definisi keperawatan tidak
dapat dilihat sebagai sebuah teori, oleh karena itu, adalah mustahil untuk
menghasilkan hipotesis. Namun, beberapa pertanyaan untuk menyelidiki definisi
keperawatan dan empat belas komponen mungkin berguna. Beberapa contoh
pertanyaan-pertanyaan ini:
·
Apakah urutan
empat belas komponen diikuti oleh perawat di Amerika Serikat dan negara-negara
lain?
·
Apa prioritas
yang jelas dalam penggunaan fungsi keperawatan dasar?
·
Apakah perawat
awalnya memberikan perawatan untuk menyajikan masalah medis dan kemudian
menggunakan fungsi yang unik?
·
Yang daerah
khusus klinis praktik keperawatan menyertakan atau mengecualikan
komponensepuluh lewat empat belas?
Henderson adalah seorang penganjur untuk
melakukan penelitian di keperawatan. Dia nikmat penelitian diarahkan untuk
meningkatkan praktek daripada yang dilakukan sebagai usaha akademis atau
teoritis.
5. Teori berkontribusi dan membantu dalam
meningkatkan tubuh secara umum pengetahuan dalam disiplin melalui penelitian
dilaksanakan untuk memvalidasi
mereka.
Ide Henderson praktik keperawatan diterima dengan baik di seluruh dunia sebagai dasar untuk perawatan. Namun, dampak dari definisi dan komponen belum ditetapkan melalui penelitian. Studi empiris yang dirancang dengan baik diperlukan untuk menentukan kontribusi Hendersons untuk pengetahuan tentang praktek keperawatan di seluruh dunia dan hasil pasien. Hal ini akan membantu memvalidasi keyakinan Henderson tentang fungsi unik dari keperawatan.
Ide Henderson praktik keperawatan diterima dengan baik di seluruh dunia sebagai dasar untuk perawatan. Namun, dampak dari definisi dan komponen belum ditetapkan melalui penelitian. Studi empiris yang dirancang dengan baik diperlukan untuk menentukan kontribusi Hendersons untuk pengetahuan tentang praktek keperawatan di seluruh dunia dan hasil pasien. Hal ini akan membantu memvalidasi keyakinan Henderson tentang fungsi unik dari keperawatan.
6. Teori dapat dimanfaatkan oleh praktisi untuk
membimbing dan meningkatkan praktek mereka.
Idealnya, perawat akan meningkatkan
praktik keperawatan dengan menggunakan definisi Henderson dan empat belas
komponen untuk meningkatkan kesehatan individu dan dengan demikian mengurangi
penyakit. Hasil akhir yang diinginkan akan menjadi ukuran tingkat pemulihan,
promosi kesehatan dan pemeliharaan, atau kematian yang damai.
7. Teori
harus konsisten dengan teori valideted lainnya, hukum, dan prinsip-prinsip
tetapi akan meninggalkan pertanyaan tak terjawab terbuka yang perlu diselidiki.
Ada potensi untuk perbandingan untuk definisi Henderson dan komponen dengan teori divalidasi, hukum, dan prinsip-prinsip. Konsep kebutuhan dasar manusia, budaya, kemandirian, dan interaksi-komunikasi secara luas diteliti oleh peneliti perawat serta mereka dalam disiplin sosial dan psikologis. Pada 1980-an, Henderson menulis keperawatan yang harus menerima tanggung jawab untuk melakukan investigasi pada praktek keperawatan. Selanjutnya, fokus harus pada pengukuran kesejahteraan konsumen, kepuasan, dan efektivitas biaya.
Ada potensi untuk perbandingan untuk definisi Henderson dan komponen dengan teori divalidasi, hukum, dan prinsip-prinsip. Konsep kebutuhan dasar manusia, budaya, kemandirian, dan interaksi-komunikasi secara luas diteliti oleh peneliti perawat serta mereka dalam disiplin sosial dan psikologis. Pada 1980-an, Henderson menulis keperawatan yang harus menerima tanggung jawab untuk melakukan investigasi pada praktek keperawatan. Selanjutnya, fokus harus pada pengukuran kesejahteraan konsumen, kepuasan, dan efektivitas biaya.
BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia
Henderson dalam definisinya tentang teori keperawatan dan empat belas komponen
asuhan keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat
digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian besar perawat
tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di seluruh dunia baik di
negara maju maupun negara berkembang untuk memandu kurikulum keperawatan dan
praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk publikasi ICN, yang pada 1972
berada di cetakan ketujuh.
Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep
keperawatan Henderson, itu adalah penggabungan teori. Sebagai contoh, akan
menarik untuk melihat bagaimana holisme atau teori sistem umum menjelaskan
hubungan antara komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi dari ada tidaknya
daftar komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk memperjelas apa yang
perawat harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain fisik.
Mengingat waktu di mana Henderoson
dipublikasikan kepada definisi keperawatan, ia pantas banyak mendapat pujian
sebagai pemimpin dalam pengembangan praktik keperawatan, pendidikan, dan,
lisensi. Karyanya harus dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat
mengejar gelar akademis tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik
keperawatan dan untuk mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan
pasien.
III.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca
agar lebih banyak lagi mempelajari tentang
teori-teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori
keperawatan menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam
makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk
menjelenkan praktik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik
Keperawatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokterran ECG.
Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik
KeperawatanProfesional di Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
ECG.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktikkeperawatan. New York:Macmillan.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktikkeperawatan. New York:Macmillan.
23.49
|
Label:
makalah kesehatan
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Total Tayangan Halaman
Terbaru
Code of Ethics BK
CODE OF ETHICS BK Code of ethics is a pattern of rules / rules / ordinances that serve as guidelines to live the duties an...
0 komentar:
Posting Komentar