4 Kisah Tragis Budak ISIS, Disiksa Hingga Diperkosa
4 Kisah Tragis Budak ISIS, Disiksa Hingga Diperkosa
Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kekerasan Seksual dan Konflik di Suriah Zainab Bangura mengatakan, kelompok militan Negra Islam Irak dan Suriah (ISIS) menangkap gadis-gadis perawan cantik di desa-desa untuk dijual ke penawar tertinggi di pasar budak di Kota Raqqa, Suriah.
Setelah menyerang suatu desa, anggota ISIS kemudian menelanjangi para gadis cantik untuk dites keperawanan dan dinilai tubuhnya lalu mengirim mereka ke pelelangan, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (21/5).
Bangura mendapat informasi itu dari pengakuan para gadis etnis Yazidi di Irak, Suriah, Turki, Libanon, dan Yordania.
Lembaga pembela hak asasi Human Right Watch (HRW) melaporkan, ISIS melancarkan kejahatan seksual sistematis terhadap kaum perempuan Yazidi pada Agustus tahun lalu setelah menculik 200 gadis mereka dari sebelah utara Irak.
Gadis-gadis cantik itu pertama ditawarkan ke para pemimpin kelompok ISIS lalu kepada para pembantunya baru kemudian ke anggota biasa.
Para pembeli biasanya membawa tiga atau empat gadis dan menahan mereka selama beberapa bulan hingga mereka bosan lalu menjualnya lagi.
"Kami mendengar cerita seorang gadis yang sudah dijual sebanyak 22 kali. Seorang pemimpin ISIS menulis nama dia di tangan gadis itu untuk menunjukkan dia adalah miliknya," kata Bangura.
ISIS juga melarang para gadis itu memakai baju bercadar karena mereka kerap memakai kain cadar itu sebagai alat untuk gantung diri.
Bangura juga menceritakan tentang seorang gadis yang dibakar hidup-hidup karena menolak gaya berhubungan seks ekstrem buat melayani nafsu syahwat para militan.
Seorang gadis Irak berusia 17 tahun mengisahkan bagaimana dia ditangkap dan jadi budak seks kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dia dibolehkan berbicara ke publik lewat koran Italia La Republica melalui telepon selulernya karena para penangkapnya ingin kisah gadis itu diketahui dunia.
Gadis malang itu merupakan salah satu dari 40 perempuan Yazidi ditangkap ISIS ketika kelompok militan itu menyerbu kota tempat tinggal mereka empat pekan lalu, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Selasa (9/9) dan dilaporkan the Daily Telegraph.
Dia mengatakan apa yang dialaminya sangat mengerikan sehingga dia berharap dipukuli sampai mati.
"Ada bagian dari diri saya menyatakan ingin mati saja. Tapi di bagian lain saya masih berharap bisa memeluk orangtua saya sekali lagi," kata dia.
Orangtua dia yang berhasil kabur dari kamp pengungsi di Kurdistan memberikan nomor ponselnya kepada koran Italia itu.
"Buat menyakiti kami lebih dalam, mereka menyuruh kami menceritakan rincian kejadian yang mereka lakukan terhadap kami kepada orangtua."
Menurut gadis itu, para penangkapnya menganggap mereka orang tak yang bisa dikalahkan.
"Kami meminta mereka menembak mati kami tapi kami terlalu berharga buat mereka."
Selain gadis itu ada gadis lain berusia 13 tahun yang mengalami trauma hingga tak bisa bicara akibat mengalami penyiksaan dari militan ISIS.
Menurut dia, para perempuan ditangkap ISIS itu ditahan di sebuah bangunan yang dijaga para militan di sebuah desa di selatan Kota Mosul.
Semua kaum perempuan Yazidi itu ditangkap ketika ISIS menyerang Kota Sinjar pada 3 Agustus lalu. Ribuan warga terpaksa mengungsi ke pegunungan Sinjar buat menyelamatkan diri.
Kabar mengejutkan kembali datang dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mereka menculik anak-anak di bawah umur untuk dijual sebagai budak seks, pelaku bom bunuh diri, pembuat bom, bahkan sebagai tameng untuk menghindar dari serangan udara Amerika Serikat (AS).
Pernyataan tersebut ditulis dalam rilis yang dibuat Komite PBB tentang hak anak. Anak-anak ini biasanya berasal dari Sekte Yazidi, Komunitas Kristen, Syiah, dan juga Sunni.
"Kami benar-benar prihatin dengan penyiksaan dan pembunuhan kepada anak-anak tersebut. Kebanyakan mereka berasal dari kaum minoritas walaupun tak semuanya, ada juga kaum mayoritas," ujar ahli Komite PBB, Renate, seperti dilansir dari Daily Mail, Kamis (5/2).
"Ini merupakan kebiadaban. Dari laporan yang ada, mereka tak segan-segan memenggal, menyalib, dan mengubur anak-anak itu hidup-hidup," lanjutnya.
Saat ini, ISIS menguasai sebagian besar tanah di Suriah dan Irak. Mereka tega menyiksa anak-anak di daerah kekuasaannya itu sebagai budak, pelaku bom bunuh diri, bahkan ditinggal begitu saja sehingga mereka kelaparan dan mengalami dehidrasi.
Mereka bahkan melatih beberapa anak di bawah delapan tahun untuk dijadikan tentara muda.
Salah satu pemimpin kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyatakan setiap militan wajib memiliki budak wanita sebagai pemuas nafsu. Dia mengatakan wanita budak yang sudah diperkosa 10 militan sudah resmi jadi muslimah. Korban perbudakan paling banyak menimpa perempuan etnis Yazidi yang dianggap kafir.
Syeikh Baba, salah satu tokoh masyarakat Yazidi, membenarkan banyak anggota keluarga mereka yang perempuan diculik untuk dijadikan korban pemuas nafsu para militan.
"Mereka (militan ISIS) mengambil wanita-wanita kami, rumah kami, dan keluarga kami. Mereka bahkan melakukan kekerasan terhadap wanita," ucap Syeikh Baba seperti dilansir dari laman express.co.uk, Rabu (20/1).
Seorang korban yang berhasil kabur mengatakan para militan akan memaksa para budak masuk Islam setelah memperkosanya. Kabarnya, ada imbauan tertulis dari pimpinan khilafah.
"Siapapun yang tidak masuk Islam, mereka akan membunuh yang pria, dan menikahi wanitanya. Mereka akan menciptakan perang. Mereka bahkan membuat peraturan, dimana seorang wanita non-Islam otomatis akan menjadi muslimah jika 10 militan memperkosanya," kata salah satu bekas budak ISIS yang dirahasiakan namanya. Perempuan etnis Yazidi ini telahdiperkosa oleh 11 orang militan saat diculik dari desanya tahun lalu.
ISIS membenarkan praktik perbudakan tersebut seperti tertulis dalam majalah internal mereka, Dabiq. Mereka melakukannya karena orang Yazidi adalah pemeluk Nasrani.
"Perbudakan pada keluarga dari para kafir ini, dan mengambil wanita mereka sebagai selir kami merupakan aspek yang benar dari Syariah. Jika ada orang yang pura-pura dan menolak, meeka menyangkal atau mengejek ayat-ayat Al Qur'an dan riwayat Nabi," tulis majalah Dabiq.
Menurut laporan PBB, diperkirakan sebanyak 3.500 orang ditahan sebagai budak di Irak oleh para militan ISIS.
SUMBER MERDEKA.COM
Setelah menyerang suatu desa, anggota ISIS kemudian menelanjangi para gadis cantik untuk dites keperawanan dan dinilai tubuhnya lalu mengirim mereka ke pelelangan, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (21/5).
Bangura mendapat informasi itu dari pengakuan para gadis etnis Yazidi di Irak, Suriah, Turki, Libanon, dan Yordania.
Lembaga pembela hak asasi Human Right Watch (HRW) melaporkan, ISIS melancarkan kejahatan seksual sistematis terhadap kaum perempuan Yazidi pada Agustus tahun lalu setelah menculik 200 gadis mereka dari sebelah utara Irak.
Gadis-gadis cantik itu pertama ditawarkan ke para pemimpin kelompok ISIS lalu kepada para pembantunya baru kemudian ke anggota biasa.
Para pembeli biasanya membawa tiga atau empat gadis dan menahan mereka selama beberapa bulan hingga mereka bosan lalu menjualnya lagi.
"Kami mendengar cerita seorang gadis yang sudah dijual sebanyak 22 kali. Seorang pemimpin ISIS menulis nama dia di tangan gadis itu untuk menunjukkan dia adalah miliknya," kata Bangura.
ISIS juga melarang para gadis itu memakai baju bercadar karena mereka kerap memakai kain cadar itu sebagai alat untuk gantung diri.
Bangura juga menceritakan tentang seorang gadis yang dibakar hidup-hidup karena menolak gaya berhubungan seks ekstrem buat melayani nafsu syahwat para militan.
Dia dibolehkan berbicara ke publik lewat koran Italia La Republica melalui telepon selulernya karena para penangkapnya ingin kisah gadis itu diketahui dunia.
Gadis malang itu merupakan salah satu dari 40 perempuan Yazidi ditangkap ISIS ketika kelompok militan itu menyerbu kota tempat tinggal mereka empat pekan lalu, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Selasa (9/9) dan dilaporkan the Daily Telegraph.
Dia mengatakan apa yang dialaminya sangat mengerikan sehingga dia berharap dipukuli sampai mati.
"Ada bagian dari diri saya menyatakan ingin mati saja. Tapi di bagian lain saya masih berharap bisa memeluk orangtua saya sekali lagi," kata dia.
Orangtua dia yang berhasil kabur dari kamp pengungsi di Kurdistan memberikan nomor ponselnya kepada koran Italia itu.
"Buat menyakiti kami lebih dalam, mereka menyuruh kami menceritakan rincian kejadian yang mereka lakukan terhadap kami kepada orangtua."
Menurut gadis itu, para penangkapnya menganggap mereka orang tak yang bisa dikalahkan.
"Kami meminta mereka menembak mati kami tapi kami terlalu berharga buat mereka."
Selain gadis itu ada gadis lain berusia 13 tahun yang mengalami trauma hingga tak bisa bicara akibat mengalami penyiksaan dari militan ISIS.
Menurut dia, para perempuan ditangkap ISIS itu ditahan di sebuah bangunan yang dijaga para militan di sebuah desa di selatan Kota Mosul.
Semua kaum perempuan Yazidi itu ditangkap ketika ISIS menyerang Kota Sinjar pada 3 Agustus lalu. Ribuan warga terpaksa mengungsi ke pegunungan Sinjar buat menyelamatkan diri.
Pernyataan tersebut ditulis dalam rilis yang dibuat Komite PBB tentang hak anak. Anak-anak ini biasanya berasal dari Sekte Yazidi, Komunitas Kristen, Syiah, dan juga Sunni.
"Kami benar-benar prihatin dengan penyiksaan dan pembunuhan kepada anak-anak tersebut. Kebanyakan mereka berasal dari kaum minoritas walaupun tak semuanya, ada juga kaum mayoritas," ujar ahli Komite PBB, Renate, seperti dilansir dari Daily Mail, Kamis (5/2).
"Ini merupakan kebiadaban. Dari laporan yang ada, mereka tak segan-segan memenggal, menyalib, dan mengubur anak-anak itu hidup-hidup," lanjutnya.
Saat ini, ISIS menguasai sebagian besar tanah di Suriah dan Irak. Mereka tega menyiksa anak-anak di daerah kekuasaannya itu sebagai budak, pelaku bom bunuh diri, bahkan ditinggal begitu saja sehingga mereka kelaparan dan mengalami dehidrasi.
Mereka bahkan melatih beberapa anak di bawah delapan tahun untuk dijadikan tentara muda.
Syeikh Baba, salah satu tokoh masyarakat Yazidi, membenarkan banyak anggota keluarga mereka yang perempuan diculik untuk dijadikan korban pemuas nafsu para militan.
"Mereka (militan ISIS) mengambil wanita-wanita kami, rumah kami, dan keluarga kami. Mereka bahkan melakukan kekerasan terhadap wanita," ucap Syeikh Baba seperti dilansir dari laman express.co.uk, Rabu (20/1).
Seorang korban yang berhasil kabur mengatakan para militan akan memaksa para budak masuk Islam setelah memperkosanya. Kabarnya, ada imbauan tertulis dari pimpinan khilafah.
"Siapapun yang tidak masuk Islam, mereka akan membunuh yang pria, dan menikahi wanitanya. Mereka akan menciptakan perang. Mereka bahkan membuat peraturan, dimana seorang wanita non-Islam otomatis akan menjadi muslimah jika 10 militan memperkosanya," kata salah satu bekas budak ISIS yang dirahasiakan namanya. Perempuan etnis Yazidi ini telahdiperkosa oleh 11 orang militan saat diculik dari desanya tahun lalu.
ISIS membenarkan praktik perbudakan tersebut seperti tertulis dalam majalah internal mereka, Dabiq. Mereka melakukannya karena orang Yazidi adalah pemeluk Nasrani.
"Perbudakan pada keluarga dari para kafir ini, dan mengambil wanita mereka sebagai selir kami merupakan aspek yang benar dari Syariah. Jika ada orang yang pura-pura dan menolak, meeka menyangkal atau mengejek ayat-ayat Al Qur'an dan riwayat Nabi," tulis majalah Dabiq.
Menurut laporan PBB, diperkirakan sebanyak 3.500 orang ditahan sebagai budak di Irak oleh para militan ISIS.
SUMBER MERDEKA.COM
22.17
|
Label:
Berita
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Total Tayangan Halaman
Terbaru
Code of Ethics BK
CODE OF ETHICS BK Code of ethics is a pattern of rules / rules / ordinances that serve as guidelines to live the duties an...
0 komentar:
Posting Komentar